Rabu, 07 Maret 2012

MACAM-MACAM JENIS CINTA

1. Cinta erotis menurut pendapat saya , setelah gogling kemana – mana bahwa cinta erotis itu mempunya arti “cinta yang primitif” , cinta diartikan sebagai aktivitas berhubungan badan. Daya tarik atau pemikat antara dua jenis manusia di tingkatan cinta erotis hanya diukur dari sifat badaniah yang (sangat) aksiden. Parameter cinta erotis diukur dari kepuasan biologis. Banyak dari kita yang masih memaknai cinta di tingkatan ini. Bukankah kita sering mendengar ucapan, ”Nih, cewek gue paling seksi. Tubuhnya sintal dan padat.” Mayoritas remaja pun lantas dimabuk cinta dan tak mampu menyelami hakikat cinta. Mereka lantas berpikir singkat. Mayoritas mereka berusaha dengan segala cara untuk ”dicintai”, bukan ”mencintai”. Seorang anak muda lantas terjebak pada hubungan seks yang liberal karena takut tidak dicintai sang pacar. Ukuran-ukuran cinta hanya dilihat dari mau-tidaknya melakukan hubungan seks. - Menurut Muhidin M Dahlan, menyebut cinta erotis ini sama dengan cinta binatang, sama-sama bertumpu pada dorongan ”instingtif”. Ciri adanya dominasi unsur erotis dalam diri manusia bisa dilihat dari pribadi ”yang tidak tahan diri”. Itulah sebabnya, pada tahap cinta erotis ini manusia belum bisa dikatakan stabil-definitif, tetapi masih bersifat labil-posesif Cinta erotis inilah, liberalisasi seks berkembang subur di kalangan generasi muda kita. Cinta jenis ini akan mudah rontok dan meninggalkan luka mendalam, ketika pasangan kita sudah tak semenarik ketika masih muda, ketika bentuk fisik sudah lapuk dimakan usia. Menurut saya, akibat ”racun” cinta erotis inilah, liberalisasi seks berkembang subur di kalangan generasi muda kita. Cinta jenis ini akan mudah rontok dan meninggalkan luka mendalam, ketika pasangan kita sudah tak semenarik ketika masih muda, ketika bentuk fisik sudah lapuk dimakan usia. 2. Cinta Persaudaraan Dan cinta persaudaraan adalah Rasa cinta menjadi satu identitas yang melekat dalam kehidupan para mahluk-Nya. Tanpa diundang, cinta hadir dan menyapa siapa saja. Membenamkan segala syak wasangka menjadi satu alunan dendang irama. Saking dahsyatnya cinta, banyak orang yang terlena dan salah mendefinisikan arti cinta. Cinta persudaraan (agape = bahasa yunani) diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan suku bangsa atau agama. Dalam cinta ini semua manusia sama sebagai mkhluk tuhan sehingga seseorang tidak mempunyai pamrih untuk berbuat baik terhadap sesame. Cinta hanya kepada Allah dan bukan karna sesuatu yang lain dalam kehidupan yang penuh dengan ketamakan,hasrat dan kepentingan, adalah sangat sulit dan tak seorangpun dapat mencapainya,kecuali orang-orang yang memiliki hati yang suci. Karna baginya dunia bukan apa-apa jika dibanding dengan keridhoan Allah swt. Prinsip yang demikian akan membawa berkah berupa anugrah yang tak terhingga dari Allah swt. Dalam pandangan Rasulullah tidak ada sesuatu pun yang dapat mengurangi kebencian, kecemburuan dan permusuhan dari hati manusia,kecuali persaudaraan sejati yang didasarkan pada cinta,persahabatan dan saling memberikan nasehat. Sehingga beliua mengajak umat muslim untuk menebarkan salam diantara saudara-saudara mereka,sehingga mereka akan membuka hati mereka untuk saling mencintai dan bertemu dalam kondisi yang baik. 3. Cinta kepada Tuhan Cinta misalnya dapat disebut mahabbah dalam bahasa Arab. Asalnya dari pecahan kata derivasi "habba". Dalam kamus bahasa Arab ditemukan pecahan habba, yuhibbu, hubbun, mahabbatun, habbu, mahbubun, dan lain sebagainya yang mempunyai makna beragam, diantaranya bermakna mencintai, kecintaan, yang dicintai, dan sebagainya. Di dalam Al Quran juga banyak dijumpai pecahan kata "habba" itu, diantaranya dalam QS Ali Imran ayat 13 antara lain disebutkan Zuyyina linnasi hubbusysyahawati..... dan seterusnya". Dijadikan indah dalam pandangan manusia cinta kepada yang diinginkannya berupa cinta kepada perempuan (sebaliknya wanita cinta kepada lelaki), kepada anak-anak, harta benda emas perak, kuda pilihan (kalau sekarang ini dapat disamakan dengan mobil mewah, pesawat terbang pribadi, kapal pesiar-pen , Wallahu A’lam), hewan ternak, sawah ladang. Itu semua perhiasan dunia. Sedangkan di sisi Allah tempat kembali yang baik yaitu balasan surga (tentunya bagi kaum mukminin yang mensyukuri nikmat Allah SWT dan beramal sholih). 4. Cinta Kepada Diri Sendiri Mencintai diri sendiri itu adalah sangat penting,misalnya menjaga diri kita supaya tidak sakit ataupun dengan contoh lainnya,teknik Mencintai DiriBerlawanan dengan kepercayaan populer, mencintai diri sendiri adalah yang utama bagi kesehatan yang baik, hubungan baik, emosional dan pertumbuhan rohani. Ini adalah fakta psikologis ilmiah bahwa seseorang tidak bisa mencintai orang lain lebih dari mencintai diri sendiri. Artikel ini memaparkan sepuluh strategi yang terbukti dapat mengekspresikan cinta pada diri sendiri tanpa egois, arogan, narsis atau mementingkan diri sendiri.

Akulturasi Budaya Sunda-Tionghoa

Setiap orang mungkin saja memaknai Imlek dengan berbeda, tapi bagi Sastrawan dan Budayawan Sunda keturunan Tionghoa, Drs. Soeria Disastra, tahun baru Imlek dipenuhi harapan untuk mendapat kehidupan yang aman, bahagia, dan mudah rezeki. Biasanya, Imlek juga dirayakan dengan berbagai kebudayaan Tionghoa seperti Barongsai, lentera merah, dan petasan. Memang, kebudayaan Tionghoa tak hanya terlihat saat perayaan Imlek. Dalam kehidupan sehari-hari, meja makan kita terasa tak lengkap tanpa teufu (tahu), yang notabene dari Tionghoa. Sebenarnya pembauran kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan Sunda sudah terjadi di Bandung sejak lama. Hal tersebut diakui Soeria Disastra saat ditemui di kediamannya, Sabtu (2/2) pagi. Ia mengatakan, warga Tionghoa yang lahir dan besar di Bandung pada umumnya memiliki dua bahasa ibu, yaitu bahasa dialek Tionghoa dan bahasa Sunda. “Kebudayaan Sunda dan Tionghoa saling mempengaruhi,” kata pria yang fasih berbahasa Sunda ini. Banyak unsur-unsur kebudayaan Sunda yang ada dalam kebudayaan Tionghoa, begitupun sebaliknya. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh pembauran budaya Sunda ke dalam budaya Tionghoa misalnya saja penggunaan kain khas orang Sunda, samping atau sinjang, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa. Padahal di Tiongkok sendiri tidak ada samping. Ada pula tradisi menebar bunga rampe di malam Jumat yang ada dalam tradisi Sunda, kini sudah menjadi kepercayaan bagi beberapa orang Tionghoa yang tinggal di Bandung. Konon, mereka percaya dengan menebar bunga rampe maka rejeki bakal lebih mudah datang. Sedangkan pembauran budaya Tionghoa ke dalam budaya Sunda dapat dilihat dari berbagai makanan atau masakan seperti capcay, somay atau siomay, dan lain-lain yang asli dari Tiongkok tapi disukai orang Sunda. Contoh lainnya, di Cirebon pernah ada acara kesenian Sunda yang menggunakan alat musik dari Tionghoa. Selain itu, dalam hal kesenian, banyak idiom gerak, warna, kostum, dan instrumen kesenian Mandarin yang diadaptasi dan menjadi bentuk kesenian Sunda, terutama di pesisir. Topeng Banjet, Gambang Kromong, Topeng Cisalak, silat (maen po), dan sebagainya sarat dengan warna Mandarin. *** Pengaruh kebudayaan Tionghoa pada masyarakat Sunda pada mulanya tumbuh melalui hubungan dagang. Namun hubungan tersebut beberapa kali mengalami pasang surut, terutama pada zaman Belanda. Pada masa itu posisi orang Tionghoa berada di tengah antara orang Belanda dengan penduduk pribumi. Karena sebagian besar orang Tionghoa bersikap kooperatif dengan Belanda, hal ini menimbulkan sikap sinis dari orang Sunda. Setelah komunisme di Indonesia hancur, hubungan Tionghoa-Sunda sedikit demi sedikit mulai dibangun kembali. Hasilnya dapat disaksikan saat ini, salah satunya dengan pembauran budaya Tionghoa dengan budaya Sunda. Juga dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, kini warga keturunan Tionghoa dapat hidup berdampingan dalam suasana aman dan damai dengan urang Sunda. Menurut pengamatan Drs. Soeria Disastra saat ini jumlah warga keturunan Tionghoa mncapai 10 hingga 15 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar setelah jumlah suku Jawa dan Sunda. Sedangkan di Bandung jumlahnya kurang lebih sepersepuluh dari jumlah penduduk Bandung. Dengan jumlah populasi yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia, terbentuklah beberapa komunitas diantara mereka. Di Bandung sendiri terdapat komunitas Tionghoa pecinta Sunda yang mendirikan lembaga-lembaga kebudayaan. Tidak hanya pendiri bahkan pengurus dan anggota seluruhnya warga keturunan Tionghoa. Misalnya saja Lembaga Kebudayaan Mekar Parahyangan, Pasundan Asih dan Komunitas Sastra Tionghoa Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut biasanya melakukan kegiatan bersama dengan lembaga kebudayaan Sunda lain dengan tujuan agar kebudayaan Sunda dan Tionghoa bisa bersatu. Salah satu kegiatannya, misalnya dalam perayaan 17 Agusutus-an, mereka bersama-sama mengadakan acara pembacaan sajak Sunda atau lomba menulis cerpen Sunda. Selain itu lembaga-lembaga tersebut juga acapkali mengadakan acara kesenian Sunda seperti Jaipongan dan gamelan Sunda. Jadi lembaga-lembaga ini juga turut memberikan sumbangsih dalam mengembangkan kebudayaan lokal (Sunda), selain juga untuk mengembangkan kebudayaan Tionghoa sendiri.

SIFAT TIPOLOGI MANUSIA MENURUT CLAUDIUS GALLENUS

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates- Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia : 1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning) 2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam) 3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir) 4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah) Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang. Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang bersifat filosofis ini berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak ada yang dapat menemukan penggolongan yang lebih bisa diterima seperti yang dikemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk cairan tersebut. Tipe Kepribadian Choleris Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius. Tipe Kepribadian Melancholis Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku. Tipe Kepribadian Phlegmatis Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar. Tipe Kepribadian Sanguinis Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa. Jadi menurut saya ,manusia itu bermacam macam tipe sifatnya,kalo dilihat dari saya,saya adalah orang yang termasuk ke dalam tipe Phlegmatis .